🎟️ Alur Novel Surga Yang Tak Dirindukan
Meraih kesuksesan dengan film 'Surga yang Tak Dirindukan' dan 'Surga yang Tak Dirindukan 2', belakangan MD Entertainment mengumumkan akan menayangkan versi sinetronnya.Film yang sebelumnya dibintangi oleh Laudya Cynthia Bella, Raline Shah, dan Fedi Nuril itu memang fenomenal dan sukses meraih perhatian para penikmat film.Berharap dengan
Cariharga dan promo terbaik untuk Surga Yang TAK Dirindukan Novel diantara 210 produk. Cek harga terbaik sekarang hanya di BigGo! Instal Aplikasi. Instal aplikasi BigGo untuk merasakan layanan penuh. Daftar Toko. Language/Bahasa. English. 中文(繁體) 中文(簡体) 中文(香港)
novelSurga yang Tak Dirindukan dan mengambil manfaat darinya. Selain itu, diharapkan pembaca semakin jeli dalam memilih bahan bacaan (khu susnya novel). d. Bagi Peneliti yang Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi maupun bahan pijakan peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam.
HasilPenelitian : Berdasarkan Penelitian yang dilakukan, peneliti berkesimpulan bahwa terdapat tanda-tanda ikhlas yang direpresentasikan tokoh Arini dalam film ‟Surga Yang Tak Dirindukan” yaitu; Pertama, pantang menyerah. Kedua hatinya baik dan lembut. Ketiga istiqomah. Keempat membantu orang yang lebih membutuhkan.
EKRANISASINOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA KE FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA KUNTZ AGUS SIROJUL MUNIR1, DANIA APRILIA2 Universitas Galuh Sirojulmunir518@gmail.com1, daniaaprilia21@gmail.com2 Pertama Diterima: 21 November 2020 Bukti Akhir Diterima: 30 Desember 2020 Abstrak
Datapenelitian ini adalah episode cerita novel Surga yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia dan film Surga yang Tak Dirindukan karya sutradara Kuntz Agus.Berdasarkan hasil penelitian, diisimpulkan hal-hal berikut. Pengurangan, penambahan dan perubahan variasi pada novel dan film Surga yang Tak Dirindukan dapat berupa tokoh, alur dan latar
Kemudianhasil dalam novel surga yang tak dirindukan karya asma nadia Id Arini yang sangat kuat untuk melampiaskan kemarahannya pada suaminya yang sudah menghianati cintanya.Hal ini terlihat ketika Arini ingin berteriak, ingin memaki-maki, sesuatu yang belum pernah dilakukannya.Arini ingin menampar wajah tampan yang selama ini ternyata
Penelitianini bertujuan mendeskripsikan wacana islam melalui teks novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Metode yang digunakan adalah analisis wacana kritis milik Teun A. Van Dijk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel tersebut
Surgayang tak dirindukan penulis : Tugas bahasa indonesia "resensi novel surga yang tak dirindukan 2" d i s u s u n oleh nama :agung wahyudi kelas : Analisis nilai moral novel surga yang tak dirindukan karya asma nadia dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di sma.
c3rCytz. ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN ALUR DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN DENGAN FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA Oleh AAN OKTA RIANSYAH NIM. Terdapat berbagai karya sastra berbentuk novel yang diubah menjadi sebuah film seperti novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia yang sering mengakibatkan adanya ketidaksesuaian alur antara novel dengan film. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan malur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan alur film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan teknik telaah, baca, dan catat. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Simpulan penelitian pertama; Jenis alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yang dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang dikisahkan berjalan secara maju dan mundur. Kisah dalam novel dimulai dengan kisah pada saat Arini sudah menikah dengan Prasetya dan memiliki tiga orang anak. Kemudian dilanjutkan dengan kisah pada saat Arini bertemu dengan Prasetya. Demikian halnya pada kisah-kisah selanjutnya yang dimulai dari progresif berganti flash back secara berurutan. Kedua; Jenis alur dalam film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yaitu terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. Ketiga; Terdapat persamaan dan perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berdasarkan teknik ekranisasi. Alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Complication pada novel lebih menceritakan konflik batin dialami Arini, sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. Kata Kunci Perbandingan Alur, Novel dan Film Surga Yang Tak Dirindukan ANALISIS PERBANDINGAN ALUR DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN DENGAN FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA PENDAHULUAN Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah imitasi. Endraswara 20114 menjelaskan bahwa "Karya sastra pada hakikatnya adalah suatu media mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan segala sesuatu tentang kehidupan manusia". Penjelasan tersebut memberikan pemahaman bahwa sebuah karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra dilatarbelakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi diri. Karya sastra mencerminkan sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memuat kebenaran-kebenaran hakiki yang selalu ada selama manusia masih ada. Aminuddin 200913 mengemukakan, "Karya sastra adalah hasil karya manusia baik lisan maupun tulisan, menggunakan bahasa sebagai media pengantar, serta memiliki nilai estetika dominan". Sebuah karya sastra merupakan kreasi manusia yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika. Karya sastra sering menceritakan sebuah kisah para tokoh dengan alur melalui penggunaan berbagai perangkat sastra sesuai kondisi sosial budaya waktu karya sastra ditulis. Menurut bentuk atau subjeknya karya sastra memiliki keragaman jenis seperti narasi berupa karya prosa baik novel maupun cerita pendek, puisi, drama, maupun epik. Karya sastra juga dapat berupa tulisan seperti buku maupun media cetak lain. Karya sastra juga dapat berwujud karya sastra lisan untuk diwariskan dari generasi ke generasi seperti legenda maupun cerita rakyat. Salah satu bentuk karya sastra sebagai penuangan ide kreatif pengarang adalah novel. Kusdirantin 20089 mengatakan bahwa "Novel adalah karya sastra dengan imajinasi sekaligus intelek bergabung untuk menggambarkan kehidupan berbentuk satu cerita imajinasi yang selalu diarahkan, dikontrol oleh intelek". Novel menawarkan sebuah dunia, dunia imajinatif, menampilkan rangkaian cerita kehidupan seseorang dilengkapi peristiwa, permasalahan, penonjolan watak setiap tokohnya. Pengarang melalui sebuah novel berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca pada gambaran-gambaran realita kehidupan tokoh novel melalui cerita yang terkandung pada novel tersebut. Novel merupakan karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Berkaitan unsur intrinsik novel Nurgiyantoro 2010206 menjelaskan bahwa unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur secara langsung membangun sebuah cerita. Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel sangat bagus. Kemudian, untuk menghasilkan novel bagus juga diperlukan pengolahan bahasa. Bahasa merupakan sarana atau media untuk menyampaikan gagasan atau pikiran pengarang akan dituangkan sebuah karya yaitu salah satunya novel tersebut. Unsur intrinsik novel merupakan unsur pembangun novel dari dalam. Keberadaan novel akan dapat dimengerti dan dipahami berdasarkan pemahaman terhadap unsur-unsur di dalam novel itu sendiri. Keberadaan unsur intrinsik novel sangat dipengaruhi unsur ekstrinsik pembangun novel yaitu unsur pembangun novel berasal dari latar belakang kehidupan pengarang. Unsur ekstrinsik meliputi, kapan karya sastra itu dibuat, latar belakang kehidupan penulis, keyakinan, pandangan hidup penulis, adat istiadat, situasi politik, persoalan ekonomi serta latar belakang sosial penulis. Penjelasan sebagaimana tersebut menunjukkan bahwa salah satu unsur intrinsik pembangun karya sastra novel adalah alur. Alur biasa juga disebut plot merupakan rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dan kronologis, saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Aminuddin 200983 menyatakan bahwa "Alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita terbentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita". Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa suatu peristiwa terjadi karena pasti ada sebab ditimbulkan dan kemudian peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa lain. Alur merupakan cerita berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadi peristiwa lain. Alur menerangkan urutan peristiwa demi peristiwa dalam suatu karya sastra. Peristiwa demi peristiwa tersebut harus diolah dan disiasati secara kreatif sehingga menjadi suatu hal menarik, khususnya dalam karya sastra. Hal tersebut ditegaskan oleh pendapat Abrams sebagaimana dikutip Nurgiyantoro 2013167 bahwa "Alur dalam sebuah karya fiksi merupakan struktur peristiwa-peristiwa sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu". Alur memiliki beberapa struktur. Nurgiyantoro 2013167 menjelaskan bahwa struktur alur adalah tahapan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita saling berkaitan. Struktur alur karya sastra disusun dengan urutan yaitu pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Keberadaan alur menjadikan sebuah karya sastra menjadi lebih menarik sebagaimana halnya pada karya sastra novel. Salah satu novel yang cukup populer ditengah masyarakat dengan alur yang menarik adalah novel berjudul Surga Yang Tak Dirindukan. Novel ini ditulis oleh Asma Nadia atau nama aslinya adalah Asmarani Rosalba. Asma Nadia lahir di Jakarta, pada tanggal 26 maret 1972. Asma Nadia dikenal sebagai salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia. Novel Surga Yang Tak Dirindukan termasuk novel best seller, karena kategori best seller jika novel mengalami 3 kali cetak ulang, sedangkan untuk novel Surga Yang Tak Dirindukan sendiri telah mengalami 20 kali cetak ulang sampai tahun 2015. Sudah 50 buku Asma Nadia diterbitkan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan fiksi. Sejak 2011, Asma Nadia menjadi kolumnis tetap rubrik Resonansi di harian nasional Republika Nadia, 2015 372. Menariknya kisah dengan alur yang baik pada novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadikan novel ini sangat laris dipasaran dan bahkan menarik perhatian sutradara film untuk mengubah novel menjadi sebuah film. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa dikenal didunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harfiah film adalah cinemathographie berasal dari cinema artinya cahaya. Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, maka harus menggunakan kamera film kualitas bagus Sebagaimana diketahui bahwa seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita, sejak tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi inspired by atau adapted from karya-karya sastra sebelumnya. Pengadaptasian dari novel ke dalam film ekranisasi biasanya dikarenakan novel tersebut sudah terkenal sehingga masyarakat pada umumnya sudah tidak asing lagi terhadap cerita tersebut sehingga pada akhirnya mendukung aspek komersial. Selain itu, ada juga yang menitikberatkan pada ide cerita dianggap bagus. Sementara untuk penulis skenario, proses adaptasi cukup membantu dalam menggagas sebuah cerita akan disajikan dalam film. Salah satu karya sastra tulis berbentuk novel yang diubah menjadi film adalah novel Surga Yang Tak Dirindukan. Alasan pengubahan novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadi sebuah film adalah isi cerita pada novel sangat menarik dan disajikan dengan alur yang sangat bagus. Ekranisasi atau pengubahan novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadi sebuah film dilakukan dengan judul film yang sama dengan judul novel yaitu Surga Yang Tak Dirindukan. Dibandingkan dengan novel, film relatif lebih banyak memakai perlambangan sebagai alat pengucapannya. Dengan hanya menampilkan Surga Yang Tak Dirindukan di layar film misalnya, film telah melambangkan suatu kehidupan baru. Dalam novel, untuk melambangkan suatu kehidupan baru memerlukan penjelasan panjang lebar dan berhalaman-halaman, dipihak lain, film hanya membutuhkan beberapa detik untuk itu. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan suatu kajian terhadap alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dan alur film Surga Yang Tak Dirindukan. Alasan pemilihan novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah novel ini mengedepankan cerita poligami yang masih dianggap tidak layak diperbincangkan apalagi dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, akan tetapi selain berisi tentang poligami, banyak pesan-pesan positif terdapat didalamnya. Alur cerita pada novel Surga Yang Tak Dirindukan sangat menarik serta konflik batin ditonjolkan dalam novel mampu membuat pembaca terhanyut dan ikut merasakannya. Selain alasan tersebut, novel Surga Yang Tak Dirindukan ini dapat dibaca oleh semua jenis umur mulai dari remaja, dewasa bahkan orang tua. Kajian terhadap novel dan film Surga Yang Tak Dirindukan difokuskan pada masalah alur atau plot. Ketertarikan peneliti menganalisis alur adalah dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita. Alur dalam sebuah karya sastra memiliki kedudukan sangat penting karena alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama lain. Sementara itu, proses pemindahan dari sebuah karya sastra novel ke layar film akan menimbulkan berbagai perubahan. Pemindahan bentuk atau media ini tentu tidak bisa menghindari munculnya perubahan. Cerita, tokoh, alur, latar, dan bahkan tema, bisa mengalami perubahan dari bentuk asli karya sastra novel dalam bentuk film. Perubahan tersebut adakalanya pengarang karya sastra novel merasa kecewa. Kekecewaan tersebut tumbuh karena jalan cerita tidak sesuai antara film dengan novel. Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti tertarik mengadakan kajian tentang alur novel dan film Surga Yang Tak Dirindukan. Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan komparatif atau perbandingan alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dan alur film Surga Yang Tak Dirindukan. Oleh karena itu pada penelitian ini dirumuskan judul "Analisis Perbandingan Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia". METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan data yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Afrizal 201612 menjelaskan "Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya". Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Danim 201015 mengemukakan bahwa "Pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan penelitian status kelompok manusia atau suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang". Data pada penelitian ini adalah data berupa kalimat yang terdapat pada novel Surga yang Tak Dirindukan dan data verbal berupa dialog pada film Surga Yang Tak Dirindukan. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Data-data pada penelitian ini diperoleh dari dua sumber utama yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer merupakan sumber data pokok yang berhubungan langsung dengan judul penelitian dan bersifat mengikat. Sumber data skunder adalah sumber data tambahan sebagai penunjang sumber data primer. Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian penting dari proses penelitian. Teknik pengumpulan data digunakan adalah teknik telaah, teknik baca dan teknik catat. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data melalui teknik analisis data. Moleong 2008 94 mengatakan, "Teknik analisis data dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni pertama selama pengumpulan data, kedua setelah data terkumpul, dan ketiga pengumpulan data dilakukan dengan analisis data sementara yang kemudian dilanjutkan setelah data terkumpul semua". Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang dikemukakan oleh Moleong tersebut. Adapun analisis dimaksud pada bagian ini adalah analisis data lanjutan. Tahapannya adalah mengklasifikasikan data yang telah dicatat pada daftar pencatatan data atas kategori-kategori atau klasifikasi. Data diklasifikasikan, dianalisis lebih lanjut, untuk dijadikan dasar menginterpretasikan. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Penelitian Jenis Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kehadiran berbagai unsur intrinsik dalam karya fiksi dimaksudkan untuk membangun cerita, salah satunya adalah alur. Tinjauan struktural terhadap karya fiksi pun sering ditekankan pada pembicaraan alur. Tinjauan ini dianggap penting, dikarenakan setiap tahapan alur sebenarnya mengandung semua unsur yang membentuk karya fiksi seperti tokoh, latar, tema, amanat, sudut pandang dan gaya bahasa. Sehingga lewat pemahaman alur yang baik, pembaca sekaligus memahami penokohan, tema, maupun latar cerita. Seorang pembaca mampu memahami alur dengan baik, setelah terlebih dahulu memahami dua elemen dasar yang membangun alur yaitu konflik dan klimaks. Konflik menyaran pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita, yang jika tokoh itu mempunyai kebebasan untuk memilih, ia tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya. Sedangkan klimaks menurut Stanton adalah saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi dan tidak dapat dihindari lagi kejadiannya Nurgiyantoro, 2012122. Umumnya sebuah novel yang memiliki cerita relatif panjang memiliki konflik dan klimaks lebih dari satu. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa dalam sebuah novel sering dimunculkan lebih dari satu konflik, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung memiliki konfliknya tersendiri sehingga membangun alur sendiri, walaupun dengan kadar keutamaan yang berbeda. Konflik utama biasanya berupa peristiwa yang bersifat fundamental, membenturkan sifat-sifat tertentu, seperti kejujuran dan kemunafikan, kenaifan dengan pengalaman, atau individualitas dengan kemampuan beradaptasi. Konflik semacam inilah yang menjadi inti struktur cerita, pusat yang pada gilirannya akan tumbuh dan berkembang seiring dengan alur yang terus menerus mengalir. Begitu juga dengan klimaks yang kehadirannya berkaitan erat dengan konflik, dimungkinkan terdapat lebih dari satu dengan kadar keutamaan yang berbeda-beda bergantung pada jumlah konflik yang dibangun. Seringkali, klimaks utama berwujud satu peristiwa yang tidak spektakuler. Berdasarkan pernyataan sebelumnya, penelitian ini ditekankan pada struktur alur karya sastra meliputi pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Hasil analisis menunjukkan bahwa novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia disajikan menggunakan alur campuran. Alur campuran merupakan cerita yang memiliki campuran alur maju dan mundur. Biasanya cerita ini dimulai ditengah-tengah. Sementara cerita berkembang maju, beberapa kali ditampilkan beberapa potongan flashback yang menjelaskan latar belakang cerita. Alur campuran pada novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia terlihat jelas pada bab I Keajaiban Waktu dimana tokoh utama yaitu Arini mengalami kegelisahan serta kehampaan dalam pernikahannya. Rumah tangga baik istana yang selama ini dibanggakannya terasa mulai goyah karena ketidak jujuran dari suami yaitu Pras. Kegundahan hati Arini tersebut membawa sang tokoh pada masa lalu dimana pertama dia berkenalan dengan Pras. 2. Hasil Penelitian Jenis Alur dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Surga Yang Tak Dirindukan adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2015. Diangkat dari novel karya Asma Nadia dengan judul sama, film Surga Yang Tak Dirindukan dibintangi oleh Fedi Nurul sebagai Prasetya, seorang arsitek yang terpaksa menikahi seorang wanita depresi demi menyelamatkan nyawanya, Laudya Cynthia Bella sebagai Arini, istri dan cinta sejati Prasetya, dan Raline Shah sebagai Mei Rose, seorang wanita depresi yang diselamatkan oleh Prasetya dan menimbulkan berbagai konflik dalam rumah tangga Prasetya dan Arini. Surga Yang Tak Dirindukan dirilis perdana pada tanggal 15 Juli 2015 dan langsung menjadi salah satu film paling sukses yang dirilis. Film Surga Yang Tak Dirindukan merupakan bentuk dari ekranisasi novel Suga Yang Tak Dirindukan. Pemindahan novel ke layar putih berarti terjadinya perubahan-perubahan pada alat yang dipakai yakni mengubah dunia kata-kata menjadi dunia gambar-gambar bergerak dan berkelanjutan. Perubahan-perubahan terjadi pada semua unsur termasuk alur cerita. Penelitian ini ditekankan pada struktur alur dari film Suga Yang Tak Dirindukan meliputi pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Berdasarkan analisis terhadap tahap alur ending dapat disimpulkan bahwa penyelesaian konflik disajikan menggunakan alur campuran. Terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. Oleh karenanya dikatakan bahwa alur cerita pada film Surga Yang Tak Dirindukan adalah alur campuran. 3. Persamaan dan Perbedaan Jenis Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan Alur Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Hasil analisis menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan alur cerita novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan dalam tiga bentuk yaitu terjadinya penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Proses penciutan pada alur dalam novel ke film Surga Yang Tak Dirindukan terjadi karena beberapa alasan, salah satunya adalah durasi tayang. Seluruh cerita yang ada di dalam film tidak semuanya dapat diceritakan, sehingga sutradara menggambil alur cerita yang dapat disajikan ke dalam film. Cerita yang disajikan tersebut tidak berbelit-belit, sehingga penonton tidak bosan untuk menontonnya. Contoh aspek penciutan pada film Surga Yang Tak Dirindukan adalah Arini yang mengingat masa lalu Prasetya yang diam-diam membangun surga kedua. Arini berbincang dengan Sita tiba-tiba melamun mengingat saat Pras diam-diam menikahi Mei Rose. Peristiwa Arini mengenang masa lalunya terdapat dalam novel, namun tidak dimunculkan di dalam film. Peristiwa tersebut terjadi di ruangan ICU. Selain itu adanya penciutan Arini bertemu dengan Ibu separuh baya setelah mengenang masa lalunya. Pertemuan dengan Ibu separuh baya tersebut dapat menyadarkan dirinya agar ikhlas atas kehadiran seseorang dalam rumah tangganya. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa perubahan bervariasi pada alur cerita dari novel ke film Surga Yang Tak Dirindukan berjumlah 11 alur perubahan. Beberapa perubahan terjadi didalam film. Hal tersebut terlihat pada awal cerita film. Alur pada novel dimulai dari pengenalan tokoh Arini menggunakan alur progres dan flash back, sedangkan pada film dimulai dari flash back masa kecil Pras. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition dimana tokoh-tokoh tambahan tidak disajikan dalam film seperti Ray dan David. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Perbedaan juga terletak pada tahap complication dimana pada novel lebih diceritakan konflik batin yang dialami oleh Arini dalam menghadapi semua perubahan sikap dari Pras. Sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. Berdasarkan perbandingan antara alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perubahan alur cerita dari novel pada film. Perubahan tersebut berwujud penciutan alur, penambahan alur, serta perubahan variasi alur. Meskipun demikian, alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian analisis perbandingan alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Jenis alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yang dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang dikisahkan berjalan secara maju dan mundur. Kisah dalam novel dimulai dengan kisah pada saat Arini sudah menikah dengan Prasetya dan memiliki tiga orang anak. Kemudian dilanjutkan dengan kisah pada saat Arini bertemu dengan Prasetya. Demikian halnya pada kisah-kisah selanjutnya yang dimulai dari progresif berganti flash back secara berurutan. 2. Jenis alur dalam film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yaitu terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. 3. Terdapat persamaan dan perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berdasarkan teknik ekranisasi. Perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berwujud penciutan alur, penambahan alur, serta perubahan variasi alur. Meskipun demikian, alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition dimana tokoh-tokoh tambahan tidak disajikan dalam film seperti Ray dan David. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Perbedaan juga terletak pada tahap complication dimana pada novel lebih diceritakan konflik batin yang dialami oleh Arini dalam menghadapi semua perubahan sikap dari Pras. Sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. DAFTAR PUSTAKA Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif; Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta Raja Grafindo Persada. Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Algensindo. Nadia, Asma. 2015. Jilbab Traveler. Depok AsmaNadia Publishing House. Nadia, Asma. 2014. Surga yang Tak Dirindukan. Jakarta Asma Nadia Publishing House. Budianta, Melani. 2006. Membaca Sastra Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang Indonesiatera. Danim, Sudarwan. 2010. Menjadi Peneliti Kualitatif. Jakarta Rajawali Press. Effendy, Tyas. 2010. Sejarah Perkembangan Perfilman Indonesia. Artikel Pendidikan. Tidak Diterbitkan. Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Media Pressindo. Firmansyah, Teguh. 2008. Pengertian Film. Artikel Ilmiah dalam Internet. Tidak Diterbitkan. Posted. Rabu, 02 April 2008. Herdiansyah. 2010. Metode Penelitian Untuk Pendidikan. Jakarta Rajawali Press. Sumardjo, Jacob. 2016. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta Penerbit Gramedia. Kosasih, E. 2012. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung CV Yrama Widya. Kusdirantin. 2008. Pengantar Sastra Indonesia. Bandung Angkasa. Leyspianita, Alfi. 2009. Perbandingan Alur dan Latar dalam Ekranisasi Ayat-Ayat Cinta. Jurnal Ilmiah. Tidak Diterbitkan. Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta Raja Grafindo Persada. Munaris, Ahmad. 2010. Teori Kesusasteraan. Terjemahan Melani Bunianto. Jakarta Gramedia. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gajah Mada Press. Oktami, Nadya. 2016. Alur dalam Novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono dan Rancangan Pembelajaran di SMA. Jurnal Ilmiah. Pratista, Sri Kumala. 2008. Analisis Struktur Alur dalam Novel Pergolakan Karya Wildan Yatim. Artikel Ilmiah Tidak Diterbitkan. Rimata Ibrasma. 2011. Perbandingan Cerita Novel dengan Film Di Bawah Lindungan Kabah. Jurnal Ilmiah. Tidak Diterbitkan. Sadikin, Mustofa. 2011. Kumpulan Sastra Indonesia Pantun, Puisi, Majar, Peribahasa, Kata Mutiara. Jakarta Gudang Ilmu. Siswanto, Wahyudi. 2013. Pengantar Teori Sastra. Malang Aditya Media Publishing. Sukardi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015. Penelitian Untuk Pendidikan dan Psikologi. Bandung Remaja Rosdakarya. Suyanto, Edy. 2012. Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung Universitas Lampung. Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung Angkasa. Wibowo, Hery. 2016. Analisis Sastra Film Kolosal. Artikel Ilmiah Tidak Diterbitkan. Zulfahnur. 2009. Analisis Karya Sastra. Jakarta Komodo Books.
alur novel surga yang tak dirindukan